Senin, 19 September 2016

ini adalah anak saya yg lahir pada 31 Januhari 2014

Senin, 07 November 2011

Makan siang di restoran Asia



Pada hari senin tanggal 7 November pak wimar ada janji sama atemannya di Asia Restaurant - Ritz Carlton Jakarta. Saya di ajak sama pak Wimar di Asia Restaurant saya di pesankan makanan Grilled Beef Tenderloin-Black Angus Cetified.
saya duduk di samping pak Wimar. Saya merasa senang sekali bisa bekerja sama pak Wimar, Orangnya baik banget terimakasih ww ( panggilah sehari2 ).

Rabu, 15 Juli 2009

Sekolah Lagi

Pada tahun 2004/2005 pas tahun kelulusanku aku bingung di antara nglanjutin sekolah atau bekerja, Tapi saya berkeputusan untuk bekerja dululah. Menapa saya mengambil ke putusan untuk berkerja dulu, Ya karena saya ingin bantu orang tua dan mencari pengalaman dulu. Ingin membahagiakan orang tua, ingin mengasih uang dari hasil keringatku sendiri. Mungkin suatu saat aku bisa nglanjutin ke yang sejajar dengan SMA. Akhirnya pas pengumuman ke lulusan dan aku di kasih surat kelulusan aku lulus, horeee!!! aku lulus.
Seminggu kemudian aku berangkat ke Jakarta dan beberapa tahun di jakarta, aku di pertemukan oleh anaknya pak Wimar untuk menjaga dan merawat pak Wimar, pertama aku ketemu pak Wimar, aku gak tahu siapa itu pak Wimar, orang apa, sama sekali aku tidak tahu tentang pak Wimar, setelah sekitar 2 bulanan aku tahu ternyata pak Wimar itu orang terkenal. Sampai2 aku gak nyangka bekerja di rumahnya orang yang sangat terkenal dan baik banget. Aku di ajak ke mana pak wimar dan teman-temannya pergi yaitu pertamakalinya di rumahnya pak Wimar aku di ajak ke Bali, aku gak nyangka sama selali, itu baru pertama kali aku naik pesawat terbang.
Aku sangat bersyukur ke pada Alloh udah di pertemukan sama pak Wimar. Setelah lama aku di rumahnya pak Wimar, aku di ajak ke Palembang, Banjarmasin, Makasar, Solo, dsb sama pak Wimar dan teman2 kantornya, pokoknya jadi sering deh naik pesawat.
Ya Alloh aku sangat bersyukur sekali, udah di pertemukan sama orang yang baik sekali sama aku. Setelah 3 th aku di rumahnya pak wimar aku gak nyangka di suruh nglanjutin sekolah lagi sama pak Wimar. Aku nyari2 sekolah kejar paket C, ada temannya ww yang ngasih tahu katanya di blok A ada sekolah kejar paket C. Terus aku daftar ke sana ternyata di terima. Akhirnya aku nglanjutin sekolah, aku sangat senang sekali. Mulai kemarin tgl 5 juli 09 hari minggu aku masuk sekolah kejar paket C. Di sana aku mendapatkan teman baru lagi, pokoknya aku sangat senang dan bahagia sekali. Aku gak bisa membalas semua ke baikan ww ke aku, mudah-mudahan Alloh bisa membalaskan kebaikan WW yang sangat baik dan sayang sama semua orang.
Aminn.....

Selasa, 29 Juli 2008

Rumiatun ( Inspirasi Pembangkit Kapasitas Belajar )





Gadis bertubuh kecil itu nampak sibuk memainkan digital camera untuk melihat
hasil bidikan acara talkshow pimpinannya, pemilik sebuah perusahaan public
relation berklas. Saat yang lain dia melesat ke depan panggung ketika
melihat pimpinannya turun, menyediakan bahunya untuk dipegang, mengantarkan
ke toilet, kembali ke panggung, kemudian sibuk lagi sebagai fotografer. Dia
bercerita kalau foto-foto yang dihasilkan akan segera dimasukkan ke
flicker.com, agar orang-orang bisa tahu dimana pimpinannya berada setiap
saat. Sambil tersenyum dia bilang ke saya kalau berminat akan informasi
tersebut bisa melihat ratusan foto hasil bidikannya di sana.

Teman-temannya memanggil dia Atun, nama masyarakat kebanyakan di desa-desa
pulau Jawa. Atun bercerita bahwa dia tidak pernah bermimpi bisa melakukan
semua pekerjaan yang ditugaskan padanya. Awalnya dia hanya bertugas merawat
pimpinannya yang menderita "syaraf kejepit" sehinga tidak bisa berjalan
terlalu jauh. Sebagai perawat, Atun selalu ada di samping pimpinannya
bergabung dengan gadis-gadis lain yang bertugas sebagai asisten. Dia tidak
tahu siapa dan latar belakang calon majikannya, sampai orang-orang sekitar
menjelaskan padanya.

Atun semakin menarik perhatian saya ketika dia menjelaskan bahwa pada
awal-awal bekerja, pimpinannya meminta dia belajar menggunakan komputer
milik anaknya. Atun kehilangan rasa percaya diri mengingat dia cuma orang
kampung berpendidikan SMP, tetapi pimpinannya selalu memberi semangat bahwa
"dia bisa". Lingkungan kantor juga mendukung Atun, mengajari bagaimana cara
menggunakan internet, membuat email, blog dan fasilitas informasi lain yang
tersedia di dunia maya. Atun dengan senyum gembira segera memanfaatkan semua
ilmu yang didapat untuk menunjang kreatifnya. Sebagai dosen, saya
benar-benar iri dengan cara belajar Atun. Jangankan mahasiswa, dosen
perguruan tinggi yang punya title doctor hingga professor di Indonesia,
tidak semua mengerti manfaat teknologi informasi, apalagi menggunakannya
sebagai bagian alat bantu yang potensial dalam bekerja.

Atun meminta saya mengunjungi blognya http://rumiatun. blogspot.com yang
berjudul Wong Deso. Di blog itu Atun dengan baik dan rendah hati, menuangkan
pemikirannya dalam bentuk tulisan. Foto-foto yang dihasilkan Atun juga tidak
asal-asalan. Ketika saya menyaksikan pimpinannya memberi instruksi cara
mengambil foto yang baik sambil memohon maaf karena dalam acara makan malam
masih harus mengajar Atun, saya menjadi mengerti mengapa hasil foto-foto
Atun sangat memadai untuk ditampilkan sebagai bagian dari informasi orang
penting.

Selain mendapat pelajaran pengetahuan praktis, dengan tersipu-sipu Atun
bercerita kalau dia juga ikut "home schooling" dengan bimbingan langsung
dari pimpinannya. Penting agar Atun punya bukti catatan tertulis untuk
kompetensi yang dimilikinya dalam meniti karir di kemudian hari. Hanya dalam
satu tahun, tanpa gembar-gembor dengan berbagai slogan dan pelatihan
psikologi "merubah mind set" berbasis ekonomi biaya tinggi, Atun telah
beradaptasi menjadi bagian masyarakat pembelajar aktif. Dia telah mampu
duduk makan semeja dengan kelompok masyarakat kelas atas, berdiskusi, saling
mengirim SMS layaknya generasi millennium, tanpa kesan berlebihan bak
Cinderella di telenovela.

Saya bisa membayangkan Atun pasti telah membuat terbelalak bukan saja orang
tuanya, melainkan juga lingkungan kampung halamannya di Cilacap. Gadis-gadis
di desanya yang menjadikannya role model, bermimpi untuk menjadi perawat
seperti Atun yang melayani orang penting, dengan harapan bukan agar mendapat
peluang belajar yang sama, melainkan sekedar harapan punya gaji besar.
Mereka tidak terlalu mengerti bahwa Atun bisa berubah dengan cepat karena
berada dalam komunitas penganut kesetaraan manusia sebagai keindahan
demokrasi, yang merasa kaya dengan berbagi, lingkungan pembelajar kreatif
yang menjunjung nilai dan kualitas. Atun menikmati anugerah dari Tuhan lewat
majikannya seorang Wimar Witoelar.-

Wass,

Triyatni






Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada ibu ir TRIYATNI.
kalau mau lihat blogs/friendster ibu Tri klik di sini:
http://triyatni.blogs.friendster.com/

http://triyatni.blogs.friendster.com

Rabu, 02 Juli 2008

Pulang Kampung

Hore..horee.. Aku mau pulang kampung. Pada hari Jum'at tanggal 4 Juli 08 aku mau pulang kampung. Rencananya mau naik Kereta Api dari Jatinegara. Sebelum aku pulang aku mampir dulu ke Rumah Bibi aku yang di Cipinang, pasti setiap aku mau pulang kampung atau dari kampung aku mampir ke trmpat Bibi. Kenapa harus mampir ke rumah bibi aku. Soalnya, bibiku kadang-kadang nitip oleh-oleh buat saudara-saudara yang di kampung.
Kalau aku mau berangkan ke Jakarta juga dititipin oleh-oleh. Aku pulang kampungnya sendirian, Tapi itu udah biasa bagiku. Udah dulu ya.